KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas
Mata Kuliah “TeknikPenulisanIlmiah” yang membahas tentang
“Sikap-sikap Ilmiah dalam Penulisan Karya Ilmiah”.
Kami selaku penulis mengucapkan Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan atau pengetahuan
yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca, khususnya paraMahasiswa.
Tembilahan, 14
Februari 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar belakang..............................................................................
B. Rumusan masalah ......................................................................
C. Tujuan............................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 4
A. Pengertian Sikap Ilmiah................................................................... 4
B. Pentingnya Menguasai Sikap Ilmiah................................................ 5
C. Beberapa Sikap Ilmiah dalam Penulisan Karya Ilmiah.................... 6
D. Menumbuhkan Sikap Ilmiah............................................................ 9
BAB III PENUTUP.................................................................................... 11
A. Kesimpulan...................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Karya
ilmiah merupakan karya
tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara
ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis
atau peneliti untuk
memberitahukan sesuatu hal secara logis
dan sistematis kepada
para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis
untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang
sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan.
Maka
sudah selayaknyalah jika
tulisan ilmiah sering mengangkat
tema seputar hal-hal
yang baru (aktual) dan
belum pernah ditulis
orang lain. Jika tulisan
tersebut sudah pernah ditulis
dengan tema yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya
pengembangan dari tema terdahulu
atau disebut juga
dengan penelitian lanjutan.
Ilmu
alamiah dasar merupakan cabang
ilmu yang mempelajari tentang pola piker manusia
mulai dari sejarah
perkembangan awal hingga pemikiran-
pemikiran yang serba maju
mulai dari penelitian-penelitian
yang masih menggunakan
metode-metode zaman dahulu hingga
menggunakan metode-metode yang sudahcanggih.
Namun
dalam menulis karya
ilmiah terdapat sikap-sikap
penulisan ilmiah. Sikap menurut
Gagne adalah suatu kondisi yang internal. Sikap mempengaruhi pilihan untuk bertindak.
Kecendrungan untuk memilih obyek terdapat pada diri pembelajar, bukan kinerja
yang spesifik. Sikap juga merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil
tindakan. Dimana tindakan yang akan dipilih tergantung pada sikapnya terhadap penilaian
akan untung atau rugi, baik atau buruk, memuaskan atau tidak, dari suatu tindakan
yang dilakukannya.
Sikap
merupakan produk dari kegiatan
belajar. Sikap diperolah melalui
proses seperti pengalaman,
pembelajaran, identifikasi, perilaku peran (guru-murid-orangtua-anak). Karena
sikap itu dipelajari,
sikap
juga dapat dimodivikasi
dan diubah. Pengalaman
baru secara konstan
mempengaruhi sikap, membuat sikap berubah, intensif, lemah, ataupun sebaliknya.
Sikap
ilmiah adalah suatu
sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan
benar yang tidak
mengenal putus asa serta
dengan ketekunan juga
keterbukaan. Sikap ilmiah merupakan sikap
yang harus ada
pada diri seorang
ilmuwan atau akademis ketika
menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah
ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam diskusi, seminar
loka karya, dan penulisan karya ilmiah. Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap
yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti.
Kemudian sikap ilmiah mempunyai arti
yang luas juga yaitu sikap-sikap yang harus dimiliki oleh seorang saintis yang
terdiri dari berbagai macam jenisnya, mulai dari objektiv, jujur, toleransi,
bertanggungjawab, disiplin, dan terbuka dalam mengumpulkan data. Maka dari itu sikap
ilmiah tidak hanya berguna didalam suatu organisasi akan tetapi juga dalam kehidupan
masyarakat, juga dapat membentuk kepribadian baik dari seseorang. Coba saja kita bedakan anak sekarang yang
tidak mempunyai kepribadian sikap ilmiah, seperti jaman sekaran ganak yang
mencuri dan berkelakuan criminal. Maka akansangat terlihat beda jauh sekali di bandingkan
anak yang mempunyai sikap ilmiah dalam kehidupan sehari-harinya mereka pasti akan
berpikir dua kali untuk melakukan hal semena-mena.
Tanpa memiliki sikap ilmiah
seseorang tidak bisa membuat karya ilmiah karena dalam membuat sebuah karya
ilmiah yang baik harus mereferensi kepada penelitian yang lain yang sebelumnya
telah dilakukan. Maka dari itu penting sekali menumbuhkan sikap ilmiah apalagi dalam
penulisan karya ilmiah agar dapat memperoleh penemuan-penemuan yang berkualitas
tinggi dan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan manusia.
B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang yang
disampaikan pada paparan di atas, ada beberapa permasaahan yang bisa penulis
diangkat, yaitu:
1.
Apakah pengertian
sikap ilmiah dalam
penulisan karya ilmiah?
2.
Apa pentingnya
menguasai sikap ilmiah?
3.
Bagaimana sikap-sikap
ilmiah dalam penulisan
karya ilmiah?
4.
Bagaimana menumbuhkan
sikap ilmiah?
C. Tujuan
Sesuai
dengan latar belakang dan rumusan masalah yang disampaikan di atas, ada
beberapa tujuan yang ingin dicapai,
antara lain:
1.
Untuk mengetahui
pengertian sikap karya ilmiah.
2.
Untuk mengetahui
pentingnya menguasai sikap ilmiah.
3.
Untuk mengetahui
sikap-sikap ilmiah dalam penulisan
karya ilmiah.
4.
Untuk menumbuhkan
sikap ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sikap Ilmiah
Menurut Baharuddin(1982:34)
mengemukakan bahwa:”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan
oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan”.
The Liang Gie (Devi Ertanti, 2010: 16) mengemukakan
bahwa sikap ilmiah adalah suatu
kecenderungan pribadi seorang ilmuwan untuk berperilaku atau memberikan
tanggapan dalam hal-hal tertentu sesuai dengan pemikiran ilmiahnya atau tidak
bertentangan dengan citra keilmuwan pada umumnya.
Burhanuddin Salam (2005: 38) mengemukakan bahwa sikap
ilmiah merupakan suatu pandangan
seseorang terhadap cara berpikir yang sesuai dengan metode keilmuan, sehingga
timbulah kecenderungan untuk menerima ataupun menolak terhadap cara berpikir
yang sesuai dengan keilmuan tersebut. Seorang ilmuwan jelas harus memiliki
sikap yang positif, atau kecenderungan untuk menerima cara berpikir yang sesuai
dengan metode keilmuan yang dimanifestasikan di dalam kognisinya, emosi atau
perasaannya serta di dalam perilakunya.
Sikap ilmiah
merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika
menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam
berbagai forum ilmiah, misalnya dalam diskusi,seminar, loka karya, dan
penulisan karya ilmiah.[1]
Sikap ilmiah pada dasarnya adalah
sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan
sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk
bertindak atau berperilaku
dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah
ilmiah. Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah adalah
pembentukan sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah sikap
yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat melalui proses
penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.
B. Pentingnya Menguasai
Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah
sikap-sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap ilmuwan dalam melakukan tugasnya untuk
mempelajari meneruskan, menolak atau menerima serta merubah atau menambah suatu
ilmu.Penulis karangan ilmiah sepatutnya memiliki sikap-sikap
ilmiah agar karyanya dapat dipertanggungjawabkan, baik kepada masyarakat maupun
kepada diri sendiri. Untuk itu penulis karangan ilmiah seharusnya memahami dan
merealisasikan sikap-sikap ilmiahnya sehingga dia dan karyanya menjadi semakin
berkualitas.
Sikap ilmiah juga sangat penting
karena merupakan sikap yang harus ada
pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan
ilmiah. Seperti dalam membuat karya ilmiah, hal inilah dalam sebuah karya
ilmiah penulis mengangkat karya ilmiah. Penulis berusaha menyusun suatu karya
tulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang
telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Jadi tanpa memiliki sikap ilmiah
seseorang tidak bisa membuat karya ilmiah karena dalam membuat sebuah karya
ilmiah yang baik harus mereferensi kepada penelitian yang lain yang sebelumnya
telah dilakukan. Karya tulis ilmiah tidak boleh subjektif atau menggunakan
perspektif peneliti. Tentu
saja harus objektif atau pendeketan fakta. Karya tulis ilmiah tidak boleh lepas
konteks. Artinya harus memperhatikan penelitian-penelitian sebelumnya pada
disiplin ilmu terkait.
Dengan memiliki sikap ilmiah sorang
peneliti atau ilmuan akan lebih mudah untuk membuat karya ilmiahnya ataupun
dalam melakukan sebuah penelitian ilmiah karna sikap ilmiah merupakan sikap
yang harus ada pada diri seorang
peneliti atau
ilmuwan.
C. Beberapa Sikap
Ilmiah
dalam Penulisan
Karya
Ilmiah
Sikap ilmiah merupakan
pengejawantahan dari mental ilmiah, sehingga sikap dalam menulis karangan
ilmiah akan memberikan warna dalam penyusunan karya tulis ilmiah. Brotowidjojo
(1993:32-34) mengungkapkan beberapa sikap ilmiah, antara lain:
1. Sikap ingin tahu.
Apabila menghadapi suatu masalah
yang baru dikenalnya, maka ia berusaha mengetahuinya, senang mengajukan
pertanyaan tentang obyek dan peristiwa, kebiasaan menggunakan alat indera
sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah, memperlihatkan kesungguhan
dalam menyelesaikan eksprimen.
2.
Sikap
kritis.
Tidak langsung begitu saja menerima
kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti–bukti pada
waktu menarik kesimpulan, tidak merasa
paling benar yang harus diikuti oleh orang lain, bersedia mengubah pendapatnya
berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
3. Sikap terbuka.
Bersedia mendengarkan argumen orang
lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya. Seorang peneliti harus dapat
berterus terang, berpikir positif, dan bersedia mendengar dan menerima pendapat
orang lain. Kritikan, saran, dan masukan dapat membuat hasil penelitian menjadi
lebih baik.
4. Sikap objektif.
Melihat sesuatu sebagaimana adanya
obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri.
Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan
kepentingan dirinya sebagai subjek.
5. Sikap rela menghargai karya orang lain.
Tidak akan mengakui dan memandang
karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan
oleh orang atau bangsa lain.
6. Sikap tekun.
Tidak bosan mengadakan
penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan, tidak akan
berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai terhadap hal-hal
yang ingin diketahuinya, ia berusaha bekerja dengan teliti.
7. Sikap berani mempertahankan kebenaran.
Sikap ini menampakkan pada
ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walaupun
bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalilyangada.
Dalam penulisan karangan ilmiah,
sikap ingin tahu tampak dalam ungkapan pertanyaan dalam mempersoalkan masalah
atau teori, bahkan melakukan suatu prediksi pada masalah-masalah lain yang
mungkin terjadi. Sikap ini berkaitan dengan sikap ilmiah lainnya, yaitu
memiliki wawasan ke depan. Sementara itu, sikap kritis dalam penulisan karangan
ilmiah tampak dalam kecermatan berpikir dan menguraikan permasalahan secara
tajam pada pokok persoalan. Penyimpangan yang bersifat prinsip akan dihindari
dalam menulis karangan ilmiah.
Sikap terbuka dan objektif
ditunjukkan oleh uraian yang tidak apriori terhadap pendapat atau temuan ahli
lain. Penulisan karangan ilmiah dilakukan dengan mengungkapkan apa adanya.
Sekalipun memiliki persepsi yang berbeda seorang penulis karangan ilmiah akan
mengungkapkan dasar persepsi secara kritis untuk mempersoalkan masalah yang dipertentangkan.
Sikap ini akan diikuti pula oleh sikap rela menghargai pendapat orang lain yang
berbeda dengan pendapat dirinya. Apabila pendapatnya benar dan ditentukan
berdasarkan penelitian dengan metodologi penulisan ilmiah, sikap berani
mempertahankan kebenaran merupakan salah satu implementasi sikap ilmiah.
Kebiasaan-kebiasaan
yang bertentangan dengan
sikap ilmiah harus
anda buang jauh-jauh,
misalnya
sikap menonjolkan diri
dan tidak menghargai
pendapat orang lain, sikap
ragu dan mudah
putus asa, sikap skeptic dan tak acuh
terhadap masalah yang dihadapi.
Sejalan dengan deskripsi sikap
ilmiah ini, de Bono (1990: 10-11) menyatakan sikap tersebut sebagai sifat
pemikir (ilmiah) yang memiliki karakteristik
pemikir efektif. Karakteristik
yang dimaksud adalah:
a. Bersifat objektif dan memperhatikan
ketidakefektifan pemikirannya. Artinya
yaitu dalam kerangka
ilmiah semua keterangan
yang diungkapkan tidak
pernah subjektif, senantiasa factual dan
apa adanya, serta tidak
diintervensi oleh kepentinganbaik pribadi
maupun golongan.
b. Menyadari apa yang perlu dilakukan,
sekalipun dirinya tidak dapat melakukannya.
c. Menelaah buah pikiran orang lain bukan
untuk mencari kesalahannya tetapi untuk memetakan kawasan.
d. Bersifat konstruktif bukan hanya bisa
mengkritik.
e. Berpendapat bahwa berpikir (ilmiah)
bertujuan untuk mencapai pengertian yang lebih baik, keputusan yang lebih tepat
dan cara bertindak yang sehat, bukan untuk membuktikan bahwa dirinya lebih
pandai dari pada yang lain.
f. Menghargai gagasan sebagaimana dirinya
ikhlas menghargai keindahan setangkai mawar yang tidak dipersoalkan taman
tempat bunga itu tumbuh.
g. Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya
harus sesuai dengan bahasa yang dijadikan
tolak ukur atau standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.
Sikap ilmiah diuraikan tersebut
idealnya menyatu dalam diri pemikir dan penulis karangan ilmiah sebagai ciri
seorang ilmuwan dalam berpikir.[2]
Namun
pada dasarnya, karakteristik sebuah karya
ilmiah dapat dikaji
minimal beberapa aspek,
yaitu: (a) struktur sajian,
(b) komponen dan
substansi, (c)sikappenulis, serta (d) penggunaan bahasa.
Stuktur sajian karyai lmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan
pengantar kebagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang
ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab dan subtopik. Bagian penutup
merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut
gagasan tersebut.
Komponen karya ilmiah
bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan,
bagian inti, penutup dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal
mempersyaratkan adanya abstrak. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif,
yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak manggunakan
bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. Bahasa
yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan
kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.[3]
D. Menumbuhkan Sikap Ilmiah
Untuk menumbuhkan sikap ilmiah seseorang harus bisa
menumbuhkan Kemampuan Berfikir Nalar
Istilah penalaran adalah terjemahan dari kata reasoning yang bermakna proses
berpikir untuk menarik kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang
relevan (Shurter dan Pierce dalam Sumarmo, 1987; Suherman dan Winataputra,
1993; Hudojo, 1990).[4]Kreativitas adalah
merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru untuk memberi ide
kreativ dalam memecahkan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat
hubungan-hubungan yang baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.daya
kritis/ berfikir kritis adalah berfikir pada sebuah level yang kompleks
yang bertujuan untuk menilai valid tidaknya sumber informasi, bisa membedakan
mana yang relevan dan tidak relevan, bisa membedakan mana yang fakta dan mana
yang opini, serta mampu mengidentifikasi bias dan sudut pandang. Yang tetntu
saja dengan berbagai proses analisis dan proses evaluasi terhadap informasi yang
di dapatkan.
Untuk menumbuhkan sikap ilmiah juga bisa dengan membangkitkan
rasa ingin tahu, yaitu suatu emosi
yang berkaitan dengan perilaku ingin tahu seperti eksplorasi, investigasi, dan
belajar, terbukti dengan pengamatan pada spesies hewan manusia dan banyak.
Istilah ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan perilaku itu sendiri
disebabkan oleh emosi rasa ingin tahu, serta menambah
wawasan pemikiran terhadap IPTEK'ilmu
pengetahuan dan teknologi,
yaitu suatu sumber informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun
wawasan seseorang dibidang teknologi.
Selain itu ada juga
hal-hal lain yang bisa di lakukan oleh seseorang untuk menumbuhkan sikap ilmiah
yaitu memperluas
informasi dan komunikasi yang positif, mengenal cara-cara berorganisasi yang
baik, membangkitkan motivasi belajar dan berkompetisi positif, mengenal
sikap-sikap ilmiah (objektif, jujur, terbuka, toleran, optimis, pemberani,
kreatif, tekun, dan bertanggung jawab), tumbuhnya rasa cinta terhadap
lingkungan alam sekitar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan yang telahdipaparkan, makadapatdisimpulkanbahwaSikap ilmiah merupakan sikap yang harus
ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi
persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai
forum ilmiah, misalnya dalam diskusi,seminar, loka karya, dan penulisan karya ilmiah.
Sikap ilmiah pada dasarnya adalah
sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan
sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrunganindividu untuk
bertindak atau berperilaku
dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah
ilmiah. Salah satu aspek tujuan dalam mempelajari ilmu alamiah adalah
pembentukan sikap ilmiah.Sikap ilmiah adalah sikap
yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat melalui proses
penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.
Sikap ilmiah juga sangat penting
karena merupakan sikap yang harus ada
pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan
ilmiah. Seperti dalam membuat karya ilmiah, hal inilah dalam sebuah karya
ilmiah penulis mengangkat karya ilmiah. Penulis berusaha menyusun suatu karya
tulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang
telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Jadi tanpa memiliki sikap ilmiah
seseorang tidak bisa membuat karya ilmiah karena dalam membuat sebuah karya
ilmiah yang baik harus mereferensi kepada penelitian yang lain yang sebelumnya
telah dilakukan. Karya tulis ilmiah tidak boleh subjektif atau menggunakan
perspektif peneliti. Tentu
saja harus objektif atau pendeketan fakta. Karya tulis ilmiah tidak boleh lepas
konteks. Artinya harus memperhatikan penelitian-penelitian sebelumnya pada
disiplin ilmu terkait. Adapun
sikap-sikap yang harus dimiliki seorang untuk menulis karya ilmiah yaitu; (1)Sikap
ingin tahu, (2)Sikap kritis, (3)sikap
terbuka, (4)Sikap objektif,
(5)Sikap
rela menghargai karya orang lain, (6)Sikap tekun, (7)Sikap berani
mempertahankan kebenaran.
B. Saran
Dalam menulis karya ilmiah, penulis diharapkan memiliki sikap-sikap ilmiah yang harus dilakukanoleh seorang
peneliti atau penulis karya ilmiah, agar karya ilmiah yang telah dibuat bias dipertanggungjawabkan
dan dapat dinikmati oleh pembaca. Kami juga mengharapkan para
pembaca dapat meningkatkan kekreatifannya dan kekritisannya dalam berfikir saat
membuat karya ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Herson anwar, Penilaian
Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains, Jurnal Pelangi Ilmu, VOL. 2 NO.5, Mei
2009.
Kusmana,
sehrli. 2010. Merancang Karya Tulis
Ilmiah. Bandung: Remaja RosdaKarya
Dalman. 2014. Menulis
Karya Ilmiah. Jakarta: Raja Grapindo Persada
Somatanaya dan
Sri Tirto madawistama. Analisis
Kemampuan Berpikir nalar matematis serta kontribusinya terhadap prestasi
belajar mahasiswa, Jurnal Siliwangi, Vol. 1. No. 1, November 2015.
[1]Herson anwar, Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains, Jurnal
Pelangi Ilmu, VOL. 2 NO.5, Mei 2009, hlm.111
[2]Suherli kusmana, Merancang Karya Tulis Ilmiah, (Bandung: Remaja
RosdaKarya) hlm. 84-86
[3]Dalman, Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta: Raja Grapindo
Persada) hlm.31-32
[4]Somatanaya dan Sri Tirto madawistama, Analisis Kemampuan
Berpikir nalar matematis serta kontribusinya terhadap prestasi belajar
mahasiswa, Jurnal Siliwangi, Vol. 1. No. 1, November 2015, hlm. 2
0 komentar:
Posting Komentar