Selasa, 27 Maret 2018

KARAKTERISTIK KARYA ILMIAH



ELFIRA NORA SUSWITA.








KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Karakteristik Karya Ilmiah”. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalahnya kepada manusia untuk membimbing umatnya ke jalan yang diridhoi Allah SWT.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah Teknik Penulisan Ilmiah.
Demikianlah karya tulis ilmiah ini dibuat semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.




Tembilahan, Maret 2017


                                                                                     Penulis











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.     Rumusan masalah...................................................................................... 2
C.     Tujuan........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Karya Ilmiah ........................................................................... 3
B.     Karakteristik Karya Ilmiah................................................................... .... 4

BAB III  PENUTUP
A.    Kesimpulan............................................................................................... 17
B.     Saran......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 19






 






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap manusia memiliki keterampilan untuk berkarya. Manusia memiliki potensi untuk melakukan kemampuan tersebut, kemampuan itu berupa kemampuan mamahami dan menyimpan data. Dari kemampuan tersebut manusia mampu mengolah dan menghasilkan data yang erat kaitannya dengan berkarya. Menulis adalah salah satu keterampilan dalam berkarya. Sebuah keterampilan tidak akan terwujud tanpa ada pelatihan, penting bagi kita untuk membentuk diri supaya memiliki keterampilan yang baik yaitu dengan cara terus menerus berlatih menulis dengan cara yang benar.
Kaidah atau ketentuan menjadi penting artinya karena salah satu ukuran untuk menilai apakah tulisan itu dapat disebut karya ilmiah atau bukan berwujud tata tulis. Karya ilmiah adalah suatu bentuk publikasi ilmiah yang berisi tentang gagasan-gagasan dalam sebuah tulisan dengan sistematika tertentu dan memiliki karakteristik keilmuan dan memenuhi syarat keilmuan. Berdasarkan keperluan penulisannya, karya tulis ilmiah terdiri atas makalah, kertas kerja, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, jurnal dan buku.
Menulis karya ilmiah sering kali menjadi masalah seseorang dalam membuat tulisan ilmiah. Banyak yang menganggap bahwa karya ilmiah merupakan sesuatu yang rumit. Kurangnya pemahaman penulis akan makna dari karya ilmiah itu sendiri dan kurangnya pemahaman  penulis terhadap karakteristik karya ilmiah menjadi salah satu hambatan penulis dalam menyusun sebuah karya tulis, sebenarnya dengan memahami makna dan karakteristik tersebut dapat membantu penulis dalam menuangkan gagasan ilmiah ke dalam karya tulisnya. Selain itu, karakteristik karya ilmiah dapat dijadikan sebagai pedoman dan rujukan bagi para penulis untuk menyusun karya tulisnya.
Hal inilah yang menjadi sebuah alasan penulis mengangkat masalah karakteristik penulisan karya ilmiah. penulis mencoba menyusun suatu karya tulis mengenai definisi karya ilmiah secara singkat dan mendeskripsikan karakteristik karya ilmiah karena hal tersebut merupakan hal yang sangat dasar yang wajib diketahui oleh para mahasiswa sebagai penulis.

B.     Rumusan  Masalah
Berdasarkan pada paparan latar belakang diatas, maka penulis mengangkat beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:
1.    Apakah yang dimaksud dengan Karya Ilmiah?
2.    Bagaimana karakteristik Karya Ilmiah?

C.    Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis, yaitu sebagai berikut:
1.    Untuk memahami arti dan makna dari Karya Ilmiah.
2.    Untuk mendeskripsikan dan memahami Karakteristik Karya Ilmiah.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Karya Ilmiah
Suherli Kusmana menjelaskan bahwa karya tulis ilmiah merupakan suatu kajian bentuk karangan yang dinamis. Karya tulis ilmiah berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu yang terjadi. Karya tulis ilmiah bukan sebuah “pakem” keilmuan, sehingga penyajiaannya harus menuntut sesuatu yang statis dari waktu ke waktu. Karya tulis ilmiah merupakan bongkah ilmu yang perkembangannya mengikuti perkembangan ilmu tersebut.[1]
Dalman menjelaskan bahwa karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa buku, serta di dukung oleh fakta, teori, dan/atau bukti-bukti empirik. Dalam hal ini, karya tulis ilmiah dapat dikatakan sebagai hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil pemikiran yang didasarkan pada fakta, peristiwa, dan gejala yang disampaikan secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Selanjutnya, Dalman menjelaskan juga bahwa karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Tujuannya untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentan sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan.[2]
Bambang Dwiloka dan Rati Riana menjelaskan bahwa karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian, dan pengetahuan orang lain sebelumnya. Karya ilmiah merupakan pernyataan sikap ilmiah peneliti. Tujuan karya ilmiah adalah agar gagasan penulis karya ilmiah itu dapat dipelajari, lalu didukung atau ditolak oleh pembaca.[3]
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa karya ilmiah adalah laporan atau karangan tertulis yang bersifat objektif yang berisikan tentang teori mengenai ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian yang dibuat berdasarkan kaidah atau etika keilmuan yang disusun secara sistematis dengan tujuan untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis kepada pembaca.

B.     Karakteristik Karya Ilmiah
Wardhani menjelaskan karakteristik karya ilmiah dapat dikenal dari beberapa aspek, seperti struktur penyajian, komponen dan substansi karya ilmiah, sikap penulis, dan bahasa.
1.    Struktur Penyajian
Struktur penyajian karya ilmiah terdiri atas bagian pendahuluan, pokok pembahasan, dan penutup. Dengan demikian, sebuah karya ilmiah akan selalu mulai dengan suatu pengantar yang menuju ke pokok pembahasan dan diakhiri dengan penutup yang dapat berupa simpulan dan rekomendasi.
2.    Komponen dan Subtansi Karya Ilmiah
Subtansi atau materi bahasan karya ilmiah dapat mencangkup segala bidang dari yang paling kecil atau sederhana ke yang paling besar atau kompleks. Oleh karena bidangnya demikian luas, subtansi karya ilmiah pada umumnya dikelompokkan sesuai dengan disiplin ilmu.

3.      Sikap Penulis dalam Karya Ilmiah
Salah satu ciri karya ilmiah adalah bersifat ojektif. Ini berarti penulis berusaha menyajikan tulisannya berdasarkan fakta dan data yang cukup kuat atau selalu mendukung argumentasi yang di sajikannya dengan berbagai teori yang telah diakui kebenarannya atau pengalaman mpiris yang diakui kalangan luas.
4.      Penggunaan Bahasa.
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah ragam bahasa tulis baku. Ragam bahasa tulis baku dapat dilihat dari kata atau istilah dan kalimat. Kata/istilah yang digunakkan adalah kata/istilah baku, yang digunakan dengan makna yang tepat. Satu istilah atau kata dikatakan baku jika pembentukkannya dan cara penulisannya, sesuai dengan kaedah pembentukkan kata atau istilah bahasa indonesia.[4]
Bambang Dwiloka dan Rati Riana menjelaskan bahwa berbeda dengan tulisan fiksi (novel, puisi, cerpen), karya ilmiah bersifat formal sehingga harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1.      Lugas dan Tidak Emosional
Lugas dan Tidak Emosional maksudnya adalah karya ilmiah hanya mempunyai satu arti, tidak memakai kata kiasan sehingga pembaca tidak membuat tafsiran (interpretasi) sendiri-sendiri. Karena itu, perlu ada batasan (definisi) operasional pengertian suatu istilah, konsep, atau variabel.
2.      Logis
Logis maksudnya adalah kalimat, alinea, sub bab, sub-sub bab, disusun berdasarkan suatu urutan yang konsisten. Urutan disini meliputi urutan pengertian, klasifikasi, waktu (kronologis), ruang, sebab-akibat, umum-khusus, khusus-umum, atau proses dan peristiwa.
3.      Efektif
Efektif maksudnya adalah baik alinea atau sub bab harus menunjukkan adanya satu kebulatan pikiran, ada penekanan, dan ada pengembangan.
4.      Efisien
Efisien maksudnya adalah hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan  mudah dipahami.
5.      Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.[5]
Dalman menjelaskan bahwa tidak semua karya tulis secara sistematis dan berdasarkan fakta dilapangan adalah sebuah karya ilmiah, sebab karya ilmiah  memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Objektif
Keobjektifan ini maksudnya setiap fakta dan data diungkap berdasarkan kenyataan dan sebenarnya, tidak dimanipulasi,  simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek keabsahan dan kebenarannya.
2.      Netral
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari  kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk,  atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
3.      Sistematis
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan demikian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur  uraiannya.
4.      Logis
Kelogisan ini bisa dillihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar deduktif atau induktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunaan pola induktif sebaliknya, kalau bermaksud mengartikan suatu teori atau hipotesis digunaan pola deduktif.
5.      Menyajikan Fakta (bukan perasaan atau emosi)
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih dan sebagainya) hendaknya dihindarkan.
6.      Tidak Pleonastis
Tidak pleonastis maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan atau tikdak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
7.      Bahasa yang digunakan adalah Ragam Formal
Dalam menulis karya ilmiah  tidak boleh menggunakan bahasa ragam santai. Oleh sebab itu bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia ragam formal, yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar.[6]
Suherli Kusmana menjelaskan bahwa berdasarkan kajian terhadap cara penyajian karya tulis ilmiah dapat diungkapkan beberapa karakteristik karangan ilmiah sebgaiamana  dinyatkan dalam Weisman (1961: 44-61), Brotowidjojo (1993: 58-63); Keraf (1983: 57); dan Suherli (1996: 182-200). Pertama, karangan ilmiah menyajikan fakta, yaitu berupa fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah dengan mengikuti metodologi penulisan yang benar. Kedua, didalam karya ilmiah disajikan definisi. Metode penyajian definisi sebagai karakteristik karangan ilmiah meliputi metode eksplisi, analisis, deskripsi, ilustrasi, perbandingan, analogi eliminasi, dan etimologi. Ketiga, karangan ilmiah meguraikan permasalahan dengan cara abstrak, jelas/lengkap, objektif, bernalar dan konseptual. Keempat, karangan ilmiah menerangkan teori-teori yang dapat dilakukan secara logis, spesifik atau faktual. Kelima, dalam karangan ilmiah disajikan pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara deduksi, induksi, atau berproses.
Selain itu, Karya tulis ilmiah harus bermakna bagi pembaca, sehingga apabila suatu gagasan ilmiah kurang berhasil dipahami pembaca mungkin ditimbulkan oleh penyajian karangan tersebut yang tidak sesuai dengan karakteristik penyajian karangan ilmiah. Dari hasil penelitian terhadap karangan karangan ilmiah yang disusun oleh para ahli diketahui oleh para ahli diketahui bahwa pola penyusunan karakteristik tersebut dapat disajikan ke dalam sistematika penyusunan karya ilmiah dalam tiga pola penyajian. Pola sistematika penyusunan karakteristik karya tulis ilmiah dalam karangan adalah:
  1. Pola Pertama
Susunan penyajian dalam pola ini yaitu : (a) Menyajikan pengertian atau definisi tentang judul, istilah, atau permaslahan dalam karangan ilmiah; (b) menyajikan fakta; (c) menguraikan masalah; (d) menerapkan teori dan; (e) membahas, memecahkan dan menyimpulkan masalah.
  1. Pola Kedua
Susunan penyajian dalam pola  ini yaitu: (a) menguraikan  masalah. b. Menyajikan pengertian atau definisi tentang judul, istilah, atau permaslahan dalam karangan ilmiah; (c) menyajikan fakta; (d) menerapkan teori dan; (e) membahas, memecahkan dan menyimpulkan masalah.
  1. Pola Ketiga
Susunan penyajian dalam pola  ini yaitu: (a) menyajikan fakta; (b) Menyajikan pengertian atau definisi tentang judul, istilah, atau permaslahan dalam karangan ilmiah; (c) menguraikan  masalah; (d) menerapkan teori; (e) membahas, memecahkan dan menyimpulkan masalah.
Dari alternatif pola tersebut penyajian karya tulis ilmiah tersebut, pengarang yang ingin menonjolkan permasalahan dalam karangan nya akan menggunakan alternatif pola kedua, sedangkan pengarang yang ingin mengungkapkan fakta-fakta yang ditemui dalam situasi nyata pada bagian awal karangannya, maka menggunakan alternatif pola ketiga. Alternatif pola yang paling banyak digunakan oleh para penulis karangan ilmiah.[7]
a.       Menyajikan Fakta
Fakta dalam karangan ilmiah  disajikan secara sistematis,objektif, cermat, dan tepat (Brotowidjojo, 1993). Karya tulis ilmiah yang menyajikan fakta secara sistematis berarti fakta yang diusung dalam karangan ilmiah disusun berdasarkan urutan yang bersistem. Sistematika penyajian fakta dapat dilakukan dengan mengurutkannya dari fakta-fakta yang bersifat umum menuju fakta-fakta yang bersifat khusus, atau sebaliknya. Penyajian fakta seperti ini dapat pula dilakukan dengan mengurutkan kompleksitas fakta, yaitu dengan menyajikan fakta yang bersifat sederhana kemudian diikuti fakta yang agak kompleks, selanjutnya disajikan fakta yang kompleks.
Sistematika penyajian fakta dapat pula dilakukan penulis dengan mengurutkan fakta berdasarkan  kehadirannya secara kronologis. Demikian pula dengan kedekatan hubungan  antara satu fakta dengan yang lain  dapat dijadikan sebagai penyajian fakta. Keutuhan atau kelengkapan suatu fakta untuk disajikan dalam karya tulis ilmiah akan sangat bermakna dalam memperkuat argumen yang disajikan. Selain itu, fakta yang disajikan harus tepat dan sesuai sehingga tidak mengambangkan permasalahan yang sesungguhnya.
b.      Menyajikan Pengertian dan Definisi
Penyajian definisi dalam karya tulis ilmiah terutama dilakukan untuk memberikan kejelasan terhadap judul tulisan, atau istilah-istilah yang digunakan dalam karangan, atau permasalahan yang akan dikupas dalam karangan. Penyajian defenisi sebagai karakteristik karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara eksplikasi, analisis, deskripsi, ilustrasi, perbandingan, analogi, eliminasi, dan etimologi.
Menyajikan definisi secara eksplikasi pada karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan memberikan pengertian atau definisi formal secara langsung atas suatu istilah. Penyajian pengertian atau definisi seperti ini ditandai dengan penguraian suatu definisi secara jelas dan eksplisit. Penyajian definisi biasanya dilakukan dengan menggunakan kata “adalah, ialah, yaitu“ untuk memberikan pengertian langsung atas suatu istilah berdasarkan pengertian yang telah lazim digunakan. Penyajian definisi dengan cara eksplikasi dapat pula dilakukan dengan mengungkapkan ciri-ciri atas istilah tersebut atau dengan cara menguraikan untuk suatu tindakan atau peristiwa yang berhubungan dengan istilah yang akan diuraikan pengertiannya.
Menyajikan definisi secara analisis dalam karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan memberikan penguraian suatu objek menjadi bagian-bagian yang lebih terperinci dan setiap bagian didefinisikan lagi sehingga memperjelas definisi bagian utamanya. Menyajikan definisi dengan cara ilustrasi dalam karya tulis ilmiah biasanya menyertakan gambar, bagan atau diagram untuk membantu memberikan penjelasan makna definisi yang diharapkan.
Definisi yang dilakukan dengan cara mengilustrasikan biasanya berupa proses, mekanisme, organisasi atau prosedur kerja. Untuk mendefinisikan suatu mekanisme kerja digunakan bagan alur kegiatan yang seharusnya dilakukan sehingga tampak pengertian atau definisi atas suatu mekanisme tersebut. Ilustrasi dalam penyajian definisi atau pengertian dapat pula dilakukan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat-kalimat yang memberikan gambaran atas definisi atau suatu pengertian.
Penyajian definisi dalam karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara analogi suatu hal dengan hal yang lain yang memiliki sifat sama. Analogi biasanya dilakukan dengan membandingkan suatu subjek dengan jenis yang berbeda, misalnya membandingkan antara kegiatan yang dilakukan  manusia dengan fenomena alam. Misalnya dengan cara mendefinisikan istilah “rutinitas” suatu kegiatan diibaratkan dengan rutinnya pergantian antara siang dan malam dalam jumlah waktu yang tetap.
Penyajian definisi degan cara eliminasi merupakan suatu cara mengungkapkan definisi dalam bentuk negasi, yaitu mengeliminasi atau memberikan batasan-batasan definisi tersebut dari aspek-aspek lainnya sehingga ruang lingkupnya terbatasi oleh pembatas negasi. Penyajian definisi dengan caraeliminasi dilakukan untuk memilah-memilah aspek atau ciri yang tidak dimaksudkan bagi suatu pengertian atau definisi, kemudian melakukan interaksi dengan pembaca melalui proses pembentukan konsep dasar dalam memilih pengertian sendiri.
Definisi dalam karangan ilmiah dapat juga disajikan secara etimologis, yaitu pendefinisian suatu istilah dengan terlebih dahulu mengartikan asal kata atau unsur-unsusr pembentuk kata istilah tersebut. Pendefinisian istilah berdasarkan unsur-unsur pembentuknya ini dilakukan untuk memberikan pengertian dasar terhadap  suatu konsep atau istilah yang dianggap asing, tetapi unsur-unsur tersebut masih dapat diidentifikasi dan dimaknai.
c.       Menguraikan Masalah
Permasalahan dalam karya tulis ilmiah  harus diuraikan. Hal ini berarti bahwa rumusan masalah pada suatu kajian atau permasalahan suatu pemikiran ilmiah di perinci kedalam bagian-bagian nya untuk diperoleh kesejalanan pemahaman atas titik tolak penyajian gagasan keilmuwan antara penulis dan pembaca karya tulis ilmiah. Penguraian masalah dalam karya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya  secara abstrak jelas atau lengkap, objektif, bernalar, dan konseptual. Dengan cara ini, permasalahan penelitian atau suatu pembahasan diuraikan kedalam bagian-bagian yang lebih spesifik dan dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Penguraian masalah secara abstrak menuntut pihak pembaca untuk berfikir abstraktif atau menggunakan kerangka berfikir abstrak. Dalam memahami masalah, tetapi tidak berarti bahwa masalah yang diungkapkan itu irasional karena abstrak bukan berarti tidak rasional. Masalah yang diuraikan dalam karangan ilmiah biasanya jelas dan lengkap untuk membantu pembaca memahami titik tolak permasalahan secara keseluruhan atas suatu masalah yang diangkat dalam tulisan ilmiah. Masalah dalam karangan ilmiah perlu diuraikan secara jelas pada salah satu bagian awal karangan yang dimaksudkan agar permasalahan pokok tersebut menjadi dasar bagi lahirnya suatu argumen dalam karangan ilmiah.
Penyajian masalah dengan cara menguraikannya melalui pengungkapan kalimat komparatif atau korelasional akan lebih memperjelas suatu permasalahan bagi pembaca. Kejelasan sebuah  masalah  akan sangat membantu jika penulis mengungkapkan posisi permasalahan, atau ruang lingkup permasalahan, atau masalah utama yang disajikan dalam tulisan yang dibuatnya dalam beberapa paragraf. Oleh karena itu, penguraian masalah secara jelas dan lengkap dapat pula dilakukan penulis dalam beberapa deskripsi paragraf permasalahan.
Objektivitas penguraian masalah dalam karangan ilmiah pun sangat diperlukan untuk menghindari penafsiran yang keliru. Penyajian uraian masalah dalam karangan ilmiah dilakukan secara objektif jika penulis bermaksud mengungkapkan permasalahan dengan data yang tepat secara objektif. Penguraian masalah secara objektif dapat dilakuakan dengan menyajikan kondisi nyata dari objek tersebut sehingga tergambar permasalahan yang perlu pembuktian dan jawaban operasional.
Demikian pula dengan penalaran dan kelogisan masalah dalam karya tulis ilmiah mengikuti kerangka berfikir yang runtun dan bernalar. Pola penalaran yang dilakukan pengarang dalam menguraikan masalah dapat menggunakan pola hubungan sebab-akibat dari suatu permasalahan. Penguraian masalah dilakukan dengan menghubungkan antara satu masalah dengan masalah lain bersifat kausalitas dan kebertemalian permasalahan secara logis. Penguraian masalah di dalam karya tulis ilmiah dapat pula didasarkan pada konsep-konsep keilmuan atau sudut pandang tertentu tentang suatu hal.
d.      Menerapkan Teori
Karya tulis ilmiah menerapkan teori. Dalam menerapkan teori dapat disajikan secara logis, spesifik, atau faktual. Teori-teori ini merupakan landasan konseptual dari gagasan keilmuan. Bagian ini sering kali disajikan pada bagian kedua dalam karangan ilmiah, setelah bagian pendahuluan yang mengungkapkan alasan-alasan munculnya suatu permasalahan.
Penerapan teori secara logis ditandai oleh pengungkapan teori yang dapat diterima oleh penalaran dan logika. Teori yang digunakan dalam karya tulis ilmiah dapat berupa pendapat ahli yang diolah berdasarkan rangkaian pemikiran ilmiah. Pendapat ahli tersebut tertuang dalam suatu naskah tertulis yang sudah dipublikasikan, sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan bagi penulis dalam menghubung-hubungkan beberapa pemikiran menjadi suatu argumen keilmuan.
Teori yang diterapkan dalam karya tulis ilmiah digunakan untuk mengupas atau membahas permasalahan yang telah diuraikan atau dikupas pada bagian sebelumnya. Pembahasan atas permasalahan dalam karya tulis ilmiah harus menggunakan teori, yang bersumber dari pemikiran-pemikiran yang dituangkan dalam tulisan. Kelogisan hubungan antara teori atau rujukan yang digunakan dengan permasalahan yang sedang dibahas merupakan suatu keterhubungan yang berterima dengan pemikiran akal sehat.
Pemikiran seorang ahli yang digunakan sebagai rujukan dalam karya tulis ilmiah bukan hanya dipilih berupa penggalan atau sebagian saja dari pemikirannya yang dianggap berkesejalanan dengan argumen yang dituangkan karena rujukan yang digunakan harus memiliki pemikiran yang utuh. Dengan demikian, kelogisan penerapan teori dalam karangan ilmiah bukan semata-mata hanya menggunakan rujukan berupa penggalan atas beberapa pemikiran, atau dipilih hanya untuk memperkuat argumen, melainkan perlu memperhatikan pula kesesuaian pemikiran ahli yang digunakan sebagai rujukan dengan gagasan yang ingin disajikan.
Secara umum, dalam karya tulis ilmiah teori diterapkan secara spesifik dengan menyertakan contoh-contoh konkret dalam bidang-bidang yang lebih terperinci dan mudah diidentifikasi. Spesifikasi teori dalam karya tulis ilmiah diperlukan agar pembahasan memfokus terhadap suatu pokok permasalahan. Dalam penggunaan teori yang spesifik tersebut, biasanya penulis mengajak pembaca untuk memahami dasar pemikiran yang dirujuk dalam membahas permasalahan. Rujukan pemikiran ini dikupas dalam karangan ilmiah ke dalam aspek-aspek yang lebih terperinci, sehingga dimensi pembahasan lebih spesifik pada persoalan pokok yang dibahas dalam karya tulis ilmiah.
Kadang-kadang penerapan teori dalam karya tulis ilmiah dihubungkan dengan sesuatu yang bersifat faktual atau dihubungkan dengan kondisi nyata, sehingga dapat memudahkan pembaca dalam memahami teori yang dimaksudkan oleh penulisnya. Dalam memperkuat gagasan yang sedang dibahas, penulis karangan ilmiah menggunakan rujukan konkret atas suatu fenomena yang mudah disaksikan atau dialami oleh pembaca.
Rujukan konkret ini merupakan salah satu bentuk pengembangan teori, sehingga cara ini biasanya ditempuh pengarang untuk memperkuat rujukan teori atau referensi yang lain dalam mengokohkan gagasan yang sedang disajikan. Kekuatan suatu argumen dalam karya tulis ilmiah biasanya diukur oleh kelengkapan, keajegan, dan kemudahan teori-teori yang menopangnya, sehingga untuk keperluan itu, pengarang biasanya menyajikan teori atau referensi dari berbagai sudut pandang.
e.       Membahas dan Memecahkan Masalah
Pembahasan dan pemecahan masalah dalam karya ilmiah merupakan bahan dasar bagi penyusunan simpulan karangan. Pembahasan masalah dalam karya ilmiah biasanya merupakan bagian yang sangat penting, sehingga pada bagian ini pengarang menggunakan kemampuan berfikir kompleks, yaitu mengaitkan antara masalah, teori, fakta, dengan pemecahan masalah.
Rangkaian keterhubungan antara fakta dan teori merupakan bentuk pembahasan masalah dalam suatu karya ilmiah. pembahasan suatu masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara deduksi atau induksi atau gabungan keduanya. Bagian pembahasan dan pemecahan masalah merupakan bagian utama karya ilmiah.
Sejalan dengan hal ini, maka dalam karya tulis ilmiah perlu disajikan pembahasan dan pemmecahan masalah.pembahasan ini dilakukan dengan cara deduksi, induksi, atau gabungan keduanya. Namun, pada umumnya karangan ilmiah yang pernah diteliti menggunakan teknik pemecahan masalah secara deduksi atau induksi. Pemecahan masalah secara induksi paling banyak digunakan dalam penyajian karya ilmiah.
Bentuk pembahasan dan pemecahan masalah dilakukan pengarang karya tulis ilmiah dengan pola induksi, yaitu dengan menggunakan kerangka berfikir yang bertolak dari sejumlah fenomena untuk melahirkan suatu simpulan yang berlaku umum. Hal ini berarti bahwa pemecahan masalah dengan cara induksi dilakukan dengan menguraikan terlebih dahulu masalah-masalah yang bersifat khusus untuk kemudian mencari suatu konklusi yang bersifat umum. Pemecahan masalah secara induksi dilakukan pengarang dengan mengupas aspek-aspek atau perincian kajian terlebih dahulu, kemudian mengupas suatu masalah yang berdimensi luas.[8]
















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, bahwa karya ilmiah adalah laporan atau karangan tertulis yang bersifat objektif yang berisikan tentang teori mengenai ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian yang dibuat berdasarkan kaidah atau etika keilmuan yang disusun secara sistematis dengan tujuan untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis kepada pembaca.
Karakteristik karya ilmiah dapat dikenal dari beberapa aspek, seperti struktur penyajian, komponen dan substansi karya ilmiah, sikap penulis, dan bahasa. Berbeda dengan tulisan fiksi (novel, puisi, cerpen), karya ilmiah bersifat formal sehingga harus memenuhi kriteria sebagai berikut : lugas dan tidak emosiaonal, logis, efektif, efisien, ditulis dengan bahasa indonesia yang baku.
Berdasarkan kajian terhadap cara penyajian karya tulis ilmiah dapat diungkapkan beberapa karakteristik karangan ilmiah. Pertama, karangan ilmiah menyajikan fakta, yaitu berupa fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah dengan mengikuti metodologi penulisan yang benar. Kedua, didalam karya ilmiah disajikan definisi. Metode penyajian definisi sebagai karakteristik karangan ilmiah meliputi metode eksplisi, analisis, deskripsi, ilustrasi, perbandingan, analogi eliminasi, dan etimologi. Ketiga, karangan ilmiah meguraikan permasalahan dengan cara abstrak, jelas/lengkap, objektif, bernalar dan konseptual. Keempat, karangan ilmiah menerangkan teori-teori yang dapat dilakukan secara logis, spesifik atau faktual. Kelima, dalam karangan ilmiah disajikan pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara deduksi, induksi, atau berproses.

B.     Saran
Seorang penulis karya ilmiah sebelum menulis karya ilmiahnya sebaiknya dapat melihat, melakukan observasi dan penelitian terhadap permasalahan yang diangkat dalam penulisan karya ilmiahnya dan memperhatikan sistematika dalam penulisannya sehingga karya tulis ilmiah yang dihasilkan dapat diterima oleh berbagai kalangan, menarik dan bermanfaat bagi pembaca. Penulis mengaharapkan para pembaca agar dapat meningkatkan kreatifitasnya dan kekritisannya dalam berfikir saat membuat sebuah karya ilmiah.





















DAFTAR PUSTAKA
Dalman. 2015. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dwiloka, Bambang & Rati Riana. 2005. Teknik  Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.

Kusmana, Suherli. 2012. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wardhani. 2009. Materi Pokok Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka.


[1]Suherli Kusmana, Merancang Karya Tulis Ilmiah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 11.
[2]Dalman, Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2015), hlm. 5.
[3]Bambang Dwiloka & Rati Riana, Teknik  Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 1-2.

[4]Wardhani, Materi Pokok Teknik Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009),  hlm. 20-31
[5]Bambang Dwiloka & Rati Riana, Teknik  Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 4-5
[6]Dalman, Menulis Karya Ilmiah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), hlm, 12-14.             
[7]Suherli Kusmana,  Merancang Karya Tulis Ilmiah, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 19-22.

[8]Suherli Kusmana,  Merancang Karya Tulis Ilmiah, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 22-45.

0 komentar:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Powered By Blogger
Powered By Blogger
Powered By Blogger

Arsip Blog

Cari Blog Ini

Muhammad Yusra. Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Translate

Karya ilmiah

Karya ilmiah

Observasi Pengenalan Sekolah